Profil Desa Walen

Ketahui informasi secara rinci Desa Walen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Walen

Tentang Kami

Profil Desa Walen, Kecamatan Simo, Boyolali. Mengulas potensi agraris, data demografi, serta inovasi ekonomi kreatif melalui pengembangan Kampung Cokelat sebagai ikon UMKM lokal yang memberdayakan masyarakat dan mengangkat citra desa.

  • Inovasi Ekonomi Berbasis Komoditas Lokal

    Dikenal luas sebagai "Kampung Cokelat," yang berhasil mengubah kakao menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.

  • Basis Agraris yang Subur

    Memiliki lahan pertanian produktif yang menjadi penopang utama kehidupan sebagian besar masyarakatnya.

  • Lokasi Penyangga Pusat Kecamatan

    Berbatasan langsung dengan Desa Simo, memberikan akses mudah terhadap pusat layanan pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan.

XM Broker

Berada tepat di sisi pusat pemerintahan Kecamatan Simo, Desa Walen menyajikan sebuah narasi unik tentang transformasi ekonomi berbasis potensi lokal. Jika desa-desa lain di Kabupaten Boyolali identik dengan peternakan sapi atau pertanian padi, Walen berhasil membangun identitasnya sendiri sebagai "Kampung Cokelat". Melalui inovasi dan semangat kewirausahaan warganya, desa agraris ini sukses mengolah biji kakao menjadi aneka produk cokelat bernilai tinggi, menciptakan sumber pendapatan baru, sekaligus menjadi daya tarik khas di kawasan Simo.

Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Desa Walen secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Desa Simo di sebelah barat, yang merupakan ibu kota kecamatan. Keuntungan geografis ini memberikan kemudahan akses bagi warga Walen untuk menjangkau berbagai fasilitas publik utama seperti kantor kecamatan, puskesmas, pasar dan sekolah tingkat menengah.Luas wilayah Desa Walen tercatat sekitar 2,82 kilometer persegi. Topografi wilayahnya cenderung datar hingga sedikit bergelombang, dengan hamparan lahan sawah yang subur mendominasi pemandangan. Lahan ini dialiri oleh jaringan irigasi yang memadai, mendukung aktivitas pertanian sepanjang tahun. Adapun batas-batas wilayah Desa Walen meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pelem

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kedunglengkong

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Pentur

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Simo

Jalan-jalan desa sudah beraspal dan terhubung baik dengan jalan utama kecamatan, memastikan kelancaran mobilitas penduduk serta distribusi hasil pertanian dan produk olahan lokal.

Potret Demografi dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Berdasarkan data BPS Kabupaten Boyolali, jumlah penduduk Desa Walen yaitu sebanyak 4.437 jiwa. Dengan luas wilayah 2,82 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.573 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan pemukiman yang cukup padat, namun masih menyisakan ruang yang luas untuk lahan pertanian.Mayoritas penduduk Desa Walen bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani, yang mencerminkan karakter agraris desa ini. Komoditas utama yang ditanam yakni padi, jagung, dan palawija. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran dan diversifikasi profesi seiring dengan berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama industri pengolahan cokelat. Banyak ibu rumah tangga dan pemuda yang kini terlibat aktif dalam produksi dan pemasaran produk cokelat, menambah sumber penghasilan keluarga.Kehidupan sosial masyarakat Walen berjalan dengan landasan kekeluargaan dan gotong royong yang kuat. Berbagai kegiatan komunal, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, tradisi keagamaan, dan hajatan warga, masih menjadi perekat hubungan sosial. Organisasi seperti kelompok tani, PKK, dan karang taruna berperan aktif dalam mendorong program-program pembangunan di tingkat desa.

Perekonomian Lokal: Dari Sawah Menuju Inovasi Cokelat

Tulang punggung ekonomi Desa Walen sejak lama bertumpu pada sektor pertanian. Lahan sawah yang subur menjadi aset utama yang menghidupi sebagian besar warganya. Hasil panen padi tidak hanya untuk konsumsi pribadi tetapi juga dijual ke pasar-pasar terdekat, termasuk Pasar Simo yang menjadi pusat perdagangan utama di kecamatan.Namun, titik balik ekonomi Desa Walen terjadi ketika warga mulai melihat potensi lain dari tanaman kakao yang banyak tumbuh di pekarangan rumah. Inisiatif untuk mengolah biji kakao menjadi produk siap konsumsi muncul dari kelompok wanita tani dan pegiat UMKM lokal. Inovasi ini kemudian melahirkan ikon baru yang dikenal sebagai "Kampung Cokelat Walen". Di sini, biji kakao yang semula hanya dijual mentah dengan harga rendah, kini diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti cokelat batangan, bubuk cokelat, permen, dan aneka minuman.Proses produksi dilakukan secara semi-modern oleh kelompok-kelompok UMKM di rumah-rumah warga. Mereka mengelola seluruh rantai produksi, mulai dari fermentasi biji, penjemuran, penyangraian, hingga pengemasan produk akhir. Pemerintah desa dan dinas terkait turut memberikan dukungan berupa pelatihan, bantuan peralatan, serta pendampingan dalam hal perizinan dan pemasaran. Produk cokelat dari Walen kini telah memiliki merek dagang sendiri dan dipasarkan tidak hanya di tingkat lokal Boyolali, tetapi juga mulai merambah pasar yang lebih luas melalui pameran dan penjualan daring. Keberhasilan ini secara langsung meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja baru, dan memberdayakan kaum perempuan di desa.

Infrastruktur Desa dan Aksesibilitas

Sebagai desa penyangga pusat kecamatan, infrastruktur di Desa Walen tergolong cukup baik. Akses jalan utama desa sudah dilapisi aspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dengan lancar, mempermudah pengangkutan hasil bumi dan produk UMKM. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh pemukiman warga, begitu pula dengan akses air bersih yang sebagian besar berasal dari sumur gali dan program Pamsimas.Di bidang pendidikan, terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) Negeri yang menjadi sarana pendidikan dasar bagi anak-anak di Desa Walen. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA, para siswa dapat dengan mudah mengakses sekolah-sekolah di Desa Simo yang jaraknya sangat dekat. Pelayanan kesehatan dasar juga tersedia melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan kegiatan Posyandu rutin. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat segera menuju Puskesmas Simo yang hanya berjarak beberapa menit perjalanan.Balai Desa Walen menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan sosial. Bangunan ini tidak hanya digunakan untuk rapat-rapat formal, tetapi juga untuk berbagai kegiatan masyarakat seperti penyuluhan, pelatihan, hingga acara kesenian.

Pemerintahan Desa dan Pembangunan Komunitas

Pemerintah Desa Walen memegang peranan krusial dalam mengarahkan pembangunan dan memfasilitasi inisiatif warga. Visi pembangunan desa difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan sektor pertanian dan pengembangan UMKM unggulan. Dukungan terhadap program Kampung Cokelat menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah desa terhadap inovasi ekonomi lokal.Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), berbagai program pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat direalisasikan setiap tahunnya. Pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan lingkungan, drainase, dan talud menjadi prioritas untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kenyamanan warga. Selain itu, alokasi anggaran untuk pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan bagi pemuda dan dukungan modal bagi UMKM, terus diupayakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan mandiri.

Penutup

Desa Walen merupakan cerminan sebuah desa yang dinamis dan adaptif. Dengan tetap mempertahankan basis agrarisnya yang kuat, masyarakat Walen mampu menciptakan nilai baru melalui inovasi pengolahan cokelat yang kini menjadi ciri khas utama mereka. Keberhasilan ini tidak hanya mengangkat perekonomian lokal, tetapi juga memberikan inspirasi bahwa potensi sekecil apa pun di pekarangan rumah dapat diubah menjadi sumber kesejahteraan jika dikelola dengan kreativitas dan kerja keras. Sebagai etalase UMKM yang berhasil, Desa Walen membuktikan bahwa kemajuan dapat lahir dari harmoni antara tradisi bertani dan semangat berwirausaha.